Mengoptimalkan Energi Bumi untuk Pengembangan Energi Terbarukan

Untuk mendorong transisi energi berkelanjutan, Indonesia tengah memanfaatkan potensi geotermal atau panas bumi yang besar. Untuk meningkatkan ketahanan energinya, Indonesia, yang memiliki cadangan panas bumi terbesar di dunia, secara strategis memasukkan sumber energi bersih ini ke dalam bauran energinya.

Energi panas bumi memiliki potensi besar untuk menghasilkan listrik hijau yang stabil, tetapi belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk mencapai target pemanfaatan energi terbarukan, termasuk mewujudkan emisi nol bersih pada 2060. Selain itu, energi panas bumi membuka peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi dan kemandirian energi.

Dengan lokasinya di sepanjang Cincin Api Pasifik, negara ini menyimpan 40% cadangan panas bumi dunia, yang ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi, menurut Asosiasi Panasbumi Indonesia.

Namun, dari potensi total 24.000 megawatt, hanya sekitar 10% telah digunakan. Pemerintah menargetkan pemanfaatan energi panas bumi mencapai sekitar 7.200 megawatt pada tahun 2025, menurut Rencana Umum Energi Nasional (RUEN 2020–2024).

Kapasitas yang diperluas ini akan membantu Indonesia mempertahankan kemandirian energi dan membangun masa depan energi yang lebih tangguh dan berkelanjutan.

Perubahan bauran energi: Bahan bakar fosil merupakan sumber energi utama di Indonesia, menyumbang hingga 85 persen dari total sumber energi. Energi terbarukan baru berkontribusi sekitar 13-15 persen dari total sumber energi.

Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), program wajib biodiesel B35, pemanfaatan biomassa pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), dan eksplorasi panas bumi adalah semua langkah yang diambil pemerintah untuk meningkatkan porsi energi terbarukan menjadi 17-19 persen pada tahun 2025.

Selain itu, pemerintah Indonesia menawarkan sejumlah insentif untuk mendorong investasi di sektor panas bumi, seperti libur pajak, bea masuk, dan pembebasan pajak bumi dan bangunan selama masa eksplorasi.

Energi panas bumi di Indonesia telah berkembang melampaui pembangkitan listrik karena produksi energinya yang stabil. Saat ini, sektor ini mulai mendukung teknologi baru seperti hidrogen hijau.

Panas bumi diproyeksikan menjadi salah satu pilar penting dalam transisi energi nasional, meskipun masih dalam tahap pengembangan.

Partner dan strategi terarah

Melalui berbagai inovasi baru, Indonesia terus memperkuat posisinya sebagai pemimpin global dalam industri panas bumi dengan memanfaatkan momentum yang ada.

Sekitar 85.000 rumah tangga saat ini menerima energi bersih dari PLTP Ijen yang baru beroperasi, yang merupakan yang pertama di Jawa Timur dengan kapasitas 35 MW. Selain itu, Pertamina Geothermal Energy (PGE) telah bekerja sama dengan anak usaha Sinopec Group untuk mendorong pengembangan industri hidrogen hijau dan panas bumi di Indonesia, China, dan pasar global lainnya. Ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan kerja sama internasional dan memperluas peran energi panas bumi di luar pembangkitan listrik.

Untuk memanfaatkan potensi energi panas bumi, diperlukan strategi terarah dan kolaborasi lintas industri. Sebagai contoh, panas bumi dapat membantu sektor pertanian, meningkatkan produktivitas, menekan emisi karbon, dan membantu masyarakat pedesaan.

Sebaliknya, menetapkan standar kerja yang jelas untuk proyek panas bumi sangat penting untuk mengawasi kemajuan, mengoptimalkan operasi, dan memastikan bahwa upaya tersebut sesuai dengan tujuan energi nasional. Untuk memajukan proyek panas bumi di Indonesia, kolaborasi dengan sektor swasta sangat penting.

Perusahaan swasta dapat menawarkan keahlian strategis dalam otomasi dan elektrifikasi. Meningkatkan produktivitas dan mengatasi masalah seperti konektivitas di wilayah terpencil adalah hasil dari dukungan ini. Karena investasi awal untuk eksplorasi dan pengembangan sangat besar, kemitraan jangka panjang sangat penting untuk meningkatkan skala energi panas bumi dan menjamin keberhasilan proyek.

Ekspansi dapat terhambat oleh regulasi dan infrastruktur, terutama di wilayah yang kaya panas bumi. Jika kita ingin memaksimalkan potensi panas bumi Indonesia, kita harus mengatasi masalah distribusi dan transmisi. Para pelaku industri mendukung upaya ini dengan menyediakan solusi integrasi canggih, memanfaatkan teknologi modern, dan otomasi untuk membangun sistem energi yang berkelanjutan dan andal.

Pengembangan panas bumi yang cepat didorong oleh inovasi dan kerja sama industri, yang terjadi melalui berbagi sumber daya, keahlian, dan risiko. Dikombinasikan dengan kemajuan dalam manajemen energi, otomasi, dan pemeliharaan prediktif, pengalaman dari sektor-sektor yang telah mapan seperti gas dan minyak dapat membantu menekan biaya, meningkatkan efisiensi, dan mendukung integrasi panas bumi ke dalam bauran energi terbarukan Indonesia. Sektor panas bumi Indonesia memiliki banyak potensi.

Sumber daya energi ini memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan, dan kemandirian energi melalui investasi strategis, inovasi, dan kolaborasi yang kuat dengan sektor swasta. Selain itu, potensi ini memungkinkan para pelaku industri untuk mempertimbangkan kembali bagaimana sistem otomasi dapat memainkan peran penting dalam membuka banyak peluang baru, seperti meningkatkan efisiensi, menjamin keandalan, dan mempercepat transisi menuju operasi berkelanjutan.