Saat Orang Belanja di Tengah Sungai Karena Dusunnya Terisolasi oleh Banjir Lahar Semeru

Sisa banjir lahar yang terjadi pada Selasa (13/5/2025) sore membuat aliran Sungai Regoyo di Desa Jugosari, Kecamatan Candupuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, penuh dengan material vulkanik. Selain itu, jalan sungai masih cukup deras untuk kendaraan roda dua. Orang-orang yang tinggal di sana hanya dapat berjalan kaki melalui hamparan sungai yang dipenuhi dengan bebatuan yang tercecer. Dusun Sumberlangsep di seberang sungai, yang dihuni 130 kepala keluarga, masih terisolasi karena banjir lahar hujan Gunung Semeru. Tidak ada warung bahan makanan di lokasi itu.

Orang-orang hanya memiliki toko klontong kecil dengan barang-barang yang terbatas. Selain itu, orang-orang harus membeli sayur di tengah Sungai Regoyo untuk memasak di rumah. Welijo sayur menunggu dagangannya di sana. Biasanya, Welijo ini menjual sampai ke Dusun Sumberlangsep. Namun demikian, motor yang digunakan untuk penjualan tidak dapat melalui jembatan limpas, yang merupakan satu-satunya akses tertutup material. Salah satu warga, Siti Khurimah, mengatakan bahwa mereka harus membeli sayur di tengah sungai karena tidak ada pilihan lain untuk membeli bahan masakan. “Ya karena jalannya susah habis kena banjir, tidak ada yang jual lagi.” Di Sungai Regoyo, Rabu (14/5/2025), Khurimah mengatakan, “Kalau toko ada, tapi kalau sayur ya tidak ada, hanya ini saja.” Tidak hanya ibu-ibu yang berbelanja di tepi sungai. Sepertinya bapak-bapak juga membeli sayur untuk memasak. Warga Sumberlangsep Marnito mengatakan bahwa jalan yang harus ditempuh untuk mencapai welijo ini cukup menantang bagi ibu-ibu untuk melewatinya, terutama saat menggendong anaknya.

Marnito menyatakan bahwa laki-laki, terutama yang membawa anak kecil, tidak dapat berbelanja karena jalannya rawan banjir jika ibu-ibu mengalami kesulitan. Sementara itu, Mahmudi, Kepala Desa Jugosari, mengatakan banjir lahar hujan Gunung Semeru membuat jembatan limpas tertutup pasir dan batu. “Tumpukan material ini sampai 3 meter, dan ini tidak mungkin selesai hari ini, apalagi jika terjadi banjir susulan,” kata Mahmudi. Ini karena cuaca di sekitar Gunung Semeru sering diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.