Pergerakan Tanah telah menyebabkan kerusakan pada 72 rumah di Purwakarta.

Di Kampung Cigintung, Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Purwakarta, masih ada pergerakan tanah yang terus terjadi. Dibandingkan dengan 48 rumah sebelumnya, jumlah rumah yang terkena dampak bencana alam sekarang menjadi 72. Muhammad Firmansyah mengatakan di posko BPBD di sekitar Kantor Desa Pasirmunjul pada hari Sabtu (14/6/2025), “Untuk saat ini pergerakan tanah di kampung cigintung masih bergerak dan ratapannya tidak terlalu besar, hanya setiap 10 menit terjadi pergerakan.”

Sekarang tanah menutupi rumah-rumah yang dulunya kokoh. Karena khawatir tertimpa reruntuhan bangunan, tidak ada aktivitas warga di sekitar rumah.

Dari jumlah 72 rumah itu, Firmansyah mengatakan 48 di antaranya rusak berat atau ambruk, 14 di antaranya rusak sedang, dan 10 di antaranya rusak ringan. Namun, data menunjukkan bahwa sejak 11–14 Juni 2025, terjadi pergerakan tanah atau amblas tanah sepanjang 20 meter sebagai akibat dari pergerakan tanah ini.

Ungkapnya, “Dari titik awal sampai sekarang gerak ke bawah itu sekitar 20 meter, terus bergerak sekali setiap 10 menit.”

Dari 76 Kepala Keluarga yang disurvei, hanya 16 yang mengungsi ke balai desa, dan sisanya tersebar di rumah-rumah warga.

Dia menyimpulkan, “Pengungsi ada di desa dan sebagian di rumah tetangga atau saudara kerabat; di balai desa ada 16 KK.”

Makam Didipindahkan: Akibat pergerakan tanah, puluhan makam keluarga di Kampung Cigintung, Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Purwakarta, harus dipindahkan.

Warga bersama-sama membantu proses pemindahan makam keluarga yang berada di wilayah masing-masing.

Untuk mengambil tulang belulang jenazah yang tinggal dan mengangkutnya ke tempat yang aman dari pergerakan tanah, mereka menggali makanan yang sudah bertahun-tahun.

Salah satu warga, Syamsudin, mengatakan, “Selama proses pemindahan makam, kasian sudah terbawa longsor.”

Puluhan makam telah dipindahkan dan masih banyak yang akan dipindahkan, kata Syamsudin.

Hari kedua, 26 makam telah dipindahkan, dan masih banyak yang belum di evakuasi. Rencananya akan pindah ke kampung sukamulya, makam keluarga.

Menurut Syamsudin, mereka harus menggotong jenazah dengan jarak yang jauh dan di medan yang sulit sementara kondisi jenazah hanya tulang belulang, karena akses jalan yang sudah terputus.

Ungkapnya, “Warga kesulitan mencari lokasi pemakaman karena makannya telah bergeser sekitar 20-30 meter dari lokasi awal. Kemudian jalan menjadi sulit, kendaraan tidak bisa masuk.”

Hingga saat ini, pergerakan tanah masih terjadi setiap sepuluh menit sekali. Bencana ini telah menyebabkan kerusakan pada 72 rumah, 48 di antaranya rusak parah atau ambruk.