Danau Tondano Meluap Selama Sebulan, Membahayakan 1.096 Rumah
Dalam sebulan terakhir, danau Tondano di Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut), meluap hingga membanjiri permukiman penduduk. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Minahasa, sejak April lalu, ada 1.096 rumah yang terkena dampak air yang meluap. Pada tanggal 21 April, air meluap pertama kali sampai ke rumah warga dan tidak surut. Ada 1.096 rumah yang terdampak. Pada hari Rabu, 28 Mei 2025, Kepala Pelaksana BPBD Minahasa Lona Wattie memberi tahu wartawan bahwa meskipun panas air turun selama dua hari, penurunan tidak signifikan.
Selama luapan yang terjadi dari 21 April hingga 26 Mei, beberapa desa di Kecamatan Kakas terkena dampaknya, yaitu Desa Tounelet, Paslaten, Kaweng, dan Toulimembet. Di Kecamatan Remboken, daerah tersebut terdiri dari Desa Talikuran, Timu, Leleko, Sendangan, Paslaten, dan Parepei.
Selanjutnya, dari 1 Mei hingga 26 Mei, daerah di Tondano Timur terpengaruh oleh Kiniar dan Toulour; Tondano Barat terpengaruh oleh Roong dan Tuutu; dan Eris terpengaruh oleh Watumea, Telap, Ranomerut, dan Tandengan.
Karena hanya ada satu pintu untuk keluar dari danau, Lona menjelaskan bahwa musim hujan yang panjang menyebabkan air danau bertambah.
Sekarang musim hujan lebih lama dari biasanya. Lona mengatakan bahwa meskipun Danau Tondano mungkin memiliki 35 sungai besar dan kecil yang masuk, hanya satu yang keluar di pintu air Desa Tonsea Lama. Sedimentasi, pendangkalan, dan sampah adalah beberapa penyebabnya.
Untuk menangani masalah ini, pada Selasa (27/5), Pemkab Minahasa mengeluarkan Surat Keputusan (SK) tanggap darurat bencana. Pemerintah juga membuka pintu air di Desa Tonsea Lama.
Menurutnya, pintu air Tonsea telah dibuka secara keseluruhan hari ini. Dalam waktu satu hingga tiga jam ini, dia berharap air dapat turun walau hanya 10 cm.
Namun, menurut Allan Sumeleh, warga Desa Tandengan, air terus menggenangi permukiman warga hingga Rabu (28/5) siang. Air belum surut sejak meluap pertama kali di desa tersebut.
Sejauh ini, belum turun. Sejak hujan akhir bulan lalu, air tidak turun lagi. Rumah-rumah masih dipenuhi air. Selain itu, ada lubang-lubang besar di jalan yang digenangi air dari Desa Tandengan ke Ranomerut, yang menyebabkan korban. Allan menyatakan bahwa meskipun pintu air telah dibuka, debit air belum turun.
Dia juga menambahkan, “Kalau di jalan tinggi airnya masih setengah mobil. Kemarin ada mobil yang ditarik karena macet di genangan. Kalau di kampung air masih ada yang di dalam rumah.”