Di Manggarai Timur, Tanah Bergerak Kembali Terjadi, 12 Kepala Keluarga Terdampak
Di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali terjadi fenomena tanah bergerak. Kejadian ini terjadi di Waso, Desa Golo Rentung, Kecamatan Lamba Leda. Adanya fenomena tanah bergerak diakui oleh Ignasius Letor Sabon, kepala desa Golo Rentung. Ia menyatakan bahwa beberapa pekan sebelumnya, dia menerima keluhan dari warga yang terkena dampak bencana tanah bergerak ini.
Saat dihubungi pada Selasa siang, Ignasius menyatakan, “Kami sudah melakukan pengecekan secara langsung bersama tim ahli geologi dan BPBD Matim usai membuat surat laporan kepada Bupati Agas Andreas.”
Ia mengatakan bahwa ada beberapa tempat di mana tanah retak, tetapi pihaknya belum dapat mengetahui sumbernya. Untuk mengetahui efek dan kerugian dari fenomena ini, pemerintah desa bersama dengan warganya telah mengadakan pertemuan.
Ia mengatakan bahwa ada beberapa tempat di mana tanah retak, tetapi pihaknya belum dapat mengetahui sumbernya. Untuk mengetahui efek dan kerugian dari fenomena ini, pemerintah desa bersama dengan warganya telah mengadakan pertemuan.
Untuk melakukan penyelidikan tambahan, tim geologi dari Ende dan BPBD Matim telah tiba di lokasi. “Kami sebagai pemerintah desa menunggu hasilnya,” katanya. “Panjang retakan sekitar 1 kilometer. Beberapa rumah mengalami kerusakan pada lantai, fondasi, hingga dinding,” kata Kristina Disna, salah satu anggota keluarga yang terkena dampak. Hujan lebat melanda wilayah tersebut beberapa pekan lalu. Baca juga: Sebanyak 12 unit rumah terkena dampak tanah retak; 47 KK Terdampak Tanah Bergerak Mulai Resah, Inginkan Renovasi dan Perbaikan Irigasi Selain itu, persawahan mengalami retakan yang cukup parah. “Lebar retakan kurang lebih 3 sampai 5 sentimeter, sementara kedalamannya mencapai 10 hingga 15 sentimeter,” katanya.
Kristina juga mengatakan bahwa kondisi telah berubah dalam beberapa hari terakhir. “Semoga segera ada jalan keluar. Kami khawatir dengan kondisi ini,” katanya.